Tari ini terinspirasi dari Wayang Limbuk yang berada di cerita pewayangan sebagai punakawan wanita yang memiliki karakter yang berlebihan terhadap keduniawian (kecantikan, makan, kemewahan, dll). Mereka sibuk membenahi diri dengan sangat berlebihan pada fisik saja, tetapi lupa bagaimana juga harus mempercantik karakter (dalam diri) dari tiap diri manusia. Dalam pertunjukan ini kelompok limbuk akhirnya sadar akan berhias diri yang berlebihan tidak baik, karakter pun harus didandani sehingga menjadi pribadi yang baik.