Tarian Jiwa Mila (Kompas, 18 Oktober 2015)
March 8, 2020Pentaskan Tari Lukah Gilo (detikHOT, 13 Maret 2017)
March 8, 2020Satu lagi pegiat industri kreatif di Yogyakarta mewujudkan mimpinya merintis sebuah lembaga kursus tari pertama di kota pelajar yang memiliki beragam pilihan kelas. Adalah sosok Mila Rosinta Totoatmojo salah satu arsitek yang menginisiasi lahirnya Mila Art Dance School (MADS). Ini kali ke dua pertemuan redaksi Eco-Creative dengan Mila.
Sebelumnya, kira-kira lebih dari setahun lalu, Mila pernah mengungkapkan, pada saatnya nanti, ia bercita-cita ingin memiliki semacam padepokan, tempat di mana, ia bisa berinteraksi dengan berbagai karakter orang dari berbagai disiplin ilmu. Mila menyadari, tari pada dasarnya tak hanya seputar gerakan saja, tapi bisa berkolaborasi dengan ilmu lain, misalnya video dan fotografi. Melalui
MADS inilah Mila bersama pegiat industri kreatif di bidang tari lainnya mulai merintis sekolah tari yang memberikan beragam pilihan kelas. Mulai dari tradisi, modern hingga kontemporer.Ditemui redaksi Eco-Creative di MADS usai mengajar di kelas kreasi, Jumat (12/2/2016) sore, Mila nampak bersemangat berbagi cerita soal mimpinya di dunia yang lebih dulu membesarkan nama-nama seperti Eko Supriyanto, penari kelahiran magelang yang sukses bergabung dengan tim penari musisi papas atas dunia, Madonna, atau penari gaek asal Yogyakarta, Didik Ninik Thowok yang moncer berkat tari topengnya. Bagi Mila pribadi, hadirnya
MADS di Yogyakarta adalah langkah awal untuk mengembangkan minat masyarakat pada dunia tari.MAD School didirikan oleh para akademisi dan praktisi tari professional dan berpengalaman dengan sistem pembelajaran efektif, tim pengajar berkompeten, dan fasilitas memadai. “MAD School adalah tempat bagi siapa saja yang ingin mendalami pengetahuan di bidang tari, baik tradisi, modern, maupun kontemporer. Kami menyiapkan fasilitas lengkap dan memadai yang membuat peserta tari nyaman saat berlatih serta memberikan kesempatan mentoring dalam memulai karir di bidang tari,” terang Mila.
Tak main-main, Mila sangat serius menyusun kurikulum dan memilih pengajar MADS. Nama Mila sendiri sudah dikenal sebagai salah satu koreografer muda tanah air yang mumpuni. Berkat karya-karya dan konsistensinya menekuni bidang tari, Mila mendapatkan Anugerah Nasional Kekayaan Intelektual 2015 dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.
Deretan pengajar MADS memiliki keahlian spesial di bidangnya, antara lain, ada Ayu Permatasari untuk kelas Sunda dan kontemporer, Duwi Novrianti untuk kelas Sumatera, Lalita Atikandhari kelas Salsa, Cacha dan line, Asri Dwi Hapsari untuk kelas Jawa dan Kreasi, Yoqta Gita Ardia untuk kelas Bali, Angeline Rizky E Putri kelas Yoga dan Seta Aditya Nasrula pengajar di kelas Hip-Hop dan K-Pop. Diakui Mila, tak mudah untuk terus konsisten berkarya demi menghidupkan dan mengembangkan minat tari di era modern seperti saat ini. Untuk itulah,
MADS menyesuaikan diri dengan menghadirkan kelas-kelas yang bisa di bilang tengah ngetrend di masyarakat.“Minat orang tak sama. Meski masih banyak yang minat di tari tradisi, namun banyak juga yang memulai mencintai tari dari tarian modern dan kontemporer. Kita masuk dari situ pelan-pelan kita ikuti sembari tetap kita beri edukasi bahwa ada lho tari tradisi yang menarik untuk dipelajari,” ungkap Mila.